Satria Pos, Purwokerto - Ketidak
becusan dalam pelaksanasan Ujian Nasional (UN) tidak hanya membuat
banyak kalangan meminta Mendiknas mundur. Di Banyumas, puluhan pelajar
yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Banyumas juga
menyatakan hal yang sama.
”
Kericuhan pelaksanaan UN mencerminkan ketidakbecusan pemerintah dalam
hal ini kementrian pendidikan nasional dalam menjalankan tugas untuk
kepentingan rakyat. Karena itu presiden perlu mengapresiasi banyak pihak
yang meminta menteri terkait untuk mundur,” ujar orator aski unjuk rasa
dari IMP yang berlangsung di halaman kantor bupati Banyumas, Kamis
(02/05).
Aksi ini
diawali dengan “longmarch” dari depan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Muhammadiyah 1 Purwokerto di Jalan dr Angka, Purwokerto, menuju Pendopo
Si Panji Kabupaten Banyumas,Mereka juga mebawa sejumlah poster yang
mengecam lewat berbagai poster di antaranya bertuliskan “Hapus Ujian
Nasional dan Turunkan M Nuh”, “Stop!! Pemberhalaan UN”, dan “Jangan
Cekik Kami dengan UN”.
Aggota
Bidang Advokasi Pengurus Wilayah IPM Jawa Tengah, Deni Firman Suprayoga
dalam orasinya menyatakan bahwa UN yang dilaksanakan sejak tahun
1990-an banyak terjadi keburukan, salah satunya kebocoran soal yang
dilakukan oleh guru agar siswa lulus.Menurutnya,tahun 2013 merupakan
pelaksanaan UN yang paling buruk, dimana BPK mengatakan khusus kisruh UN
tahun 2013 ini menggunakan dana Rp644.246.827.000, dan percetakan PT
Graha Indonesia Printing bertanggung jawab atas proyek sebesar Rp22,4
miliar ini. [BMSnews]