Satria Pos, Purwokerto - Dinilai kebijakan kampus tak berpihak kepada peserta didik, sekitar
200 mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang
tergabung dalam 'Save Soedirman', demonstrasi di Pemakaman Umum
Kelurahan Grendeng, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.
Para mahasiswa memprotes penetapan nominal Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Mereka membawa keranda berisi pocong sebagai simbol matinya hati nurani
pejabat Unsoed, serta nisan bertuliskan 'RIP Hati Nurani Rektorat
Unsoed bin Pengkhianat'.
"Rektorat sudah berjanji akan melibatkan kami dalam setiap
pembahasan, tetapi pada kenyataannya malah mereka menutup akses
mahasiswa dan parahnya mereka menetapkan UKT sepihak," kata salah
seorang pendemo, Aulia El Hakim di Banyumas, Minggu (28/4).
Keranda tersebut dipanggul oleh enam mahasiswa serta dipayungi dengan
sebuah payung jenazah, diiringi ratusan mahasiswa lain yang mengenakan
pakaian serba hitam layaknya iring-iringan pelayat.
Mereka berjalan kaki dari Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsoed, menuju Pemakaman Umum Kelurahan Grendeng.
Sepanjang perjalanan, mahasiswa meneriakkan "rekor penghianat",
karena rektor Unsoed dinilai tidak menepati janji, melibatkan mahasiswa
dalam proses penetapan nominal UKT.
Sebelum mengakhiri aksi dengan tabur bunga, mahasiswa menyatakan akan
melaporkan persoalan UKT ini kepada Kejaksaan Negeri Purwokerto maupun
Komisi Informasi Publik Jawa Tengah. Karena Rektor Unsoed dinilai telah
berbohong, dan tidak transparan menyampaikan informasi kepada mahasiswa.
Sumber:
Rakatalenta